Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Oleh: Ali Afifi (Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo)
Islam merupakan agama yang Rahmatan lil’alamin artinya Islam membawa keselamatan bagi
seluruh alam. “Alamin” dalam bahasa arab adalah segala sesuatu yang selain
Allah; artinya Islam adalah rahamat bagi hewan, tumbuhan, manusia, muslim,
bahkan kafir dan munafiknya.
Istilah
“Rahmatan lil alamin” diambil dari firman Allah mengenai Nabi yang membawa Islam_
Nabi kita Muhammad Saw_ keperibadian beliau menjadi icon yang indah bagi Islam,
beliau sebagai suri tauladan dan uswah hasanah yang berahklaqul karimah.
وما ارسلناك إلا رحمة للعاامين.
“Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai
Rhamatan bagi seluruh alam (al Anbiya’ : 107)
Dalam kitab “lisanul ‘arab” kata رحمة berarti الرقة و التعطف yang artinya “lembut yang
bersamaan dengan Iba”, bila diterjemahkan “rahmah”adalah “kasih sayang”. Jadi
dengan diutusnya Rosuullah dengan membawa Islam adalah kerahmatan Allah bagi
seluruh alam semesta.
Penafsiran
Rahmatan Lil ‘Alamin Menurut Para Ulama
Ulama’
berbeda pendapat mengenai penafsiran ayat “rahmatan lil ‘alamin”. Ibn Qoyyim al
Jauzi berpendapat bahwa rahmat disini berma’na umum, artinya kafirnya dan
muslimnya, orang yang mengikuti beliau akan mendapat rahmat di dunia dan
akhirat sekaligus, dan kafirnya mendapat rahmat di dunia saja.
Muhammad bin Ali as Syaukani dalam Fathul
Qodir mengatakan: “makna ayat ini adalah, ‘tidaklah kami mengutusmu, wahai
Muhammad, dengan memebawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian.
Dengan kata lain, ‘satu-satunya alasan kami mengutusmu adalah sebagai rahmat
yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab
kebahagiaan akhirat”.
Muhammad bin Jarir at Tobari dalam
tafsirnya “Tafsir at Tobary” beliau mengatakan “Para ahli tasir berbeda
pendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah yang dimaksud seluruh manusia
dalam ayat ini semua mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja ?
sebagian ahli tafsir berpendapat, yang dimaksud seluruh manusia adalah yang
mu’min maupun yang kafir. Mereka mendasarkannya dengan riwayat ibn Abbas Ra.
dalam menafsirkan ayat ini:
من امن بالله واليوم الاخر كتب له الرحمة في
الدنيا والاخرة, ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما اصاب الامم من الخسف والقدف.
“Siapa
saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di
dunia dan di akhirat, namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan
Rosulnya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang
menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua ditenggelamkan, atau ditimpa
gelombang besar.
Menurut as
Shobuni dalam tafsirnya Shofwatut Tafsir beliau mengatakan “Maksud ayat
ini adalah ‘Tidaklah kami mengutusmu, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat
seluruh makhluk . Sebagaimana dalam sebuah hadis,
انما أنا رحمة مهدة
“sesungguhnya
aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah). (HR Bukhori dalam al Ilal al
kabir 369).
Allah tidak mengatakan “rahmatan lilmu’minin”, namun
Allah mengatakan “rahmatan lil alamin” karena Allah taala ingin
memeberikan rahmat kepada seluruh makhluknya
dengan diutusnya pemimpin para nabi, yaitu Nabi Muhammad saw. Beliau
diutus dengan membawa kebahagiaan besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari
kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di
dunia dan di akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang
sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada manusia
yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud Rahmat Allah Saw.
kepada manusia, bahkan orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini,
yaitu ditundanya hukuman bagi mereka , selain itu mereka juga tidak ditimpa
azab berupa dirubah menjadi binatang, atau ditenggelamkan ke bumi, atau
ditenggelamkan dalam air”.(yulian purnama, WWW muslim .or.id)
Abuya
as-Sayyid Muhammad Al Maliky dalam bukunya “Muhammad saw Adalah Manusia
Sempurna( Muahmmad Insanul Kamil), beliau menulis dalam sebuah bab yang
khusus membahas “kesempurnaan rahmat Rosulullah bagi alam semesta” beliau
berpendapat, “ Rosulullah saw adalah seorang yang Allah mengutusnya sebagai
rahmat bagi semua alam semesta, rahmat kepada mu’min, rahmat kepada semua orang
kafir, rahmat bagi para munafikin, dan rahmat bagi seluruh manusia, kaum
laki-laki dan perempuannya, dan anak kecilnya, dan rahmat bagi burung-burung
dan semua satwa-satwa. Dia adalah rahmat yang umum kepada semua ciptaan Allah.
Adapun rasa kasih sayang beliau dan kelembutan beliau , Allah telah bersabda tentang
hal itu,
.لقد جاءكم رسول من
انفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم.
“Sungguh, telah datang kepadamu
seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa oleh penderitaan yang kamu
alami, (dia) sangat menginginkan (keimanandan keselamatan) bagimu, penyantun
dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.
Sebagian
ulama’ mengatakan: “termasuk dari keutamaan Rosulullah adalah bahwasanya Allah
swt memberinya dua nama dari nama-mana-Nya, dalam firmannya “bil mu’minina
roufun rohim”.(insan kamil hal 113)
Setelah kita
banyak melihat pendapat para uma’ mengenai penafsiran Rahmatan lil alamin, kita
mulai faham bahwa rahamt di sini bermakna umum, jadi semua mahluk mendapat
rahmat Islam.
Rahmat kepada
Hewan
Dalam sebuah hadis Nabi Saw
melarang sahabatanya untuk menjadikan hewan yang hidup sebagai sasaran untuk
latihan memanah sebagaimana yang dilakukan orang pada zaman jahiliyah, beliau
juga melarang membawakan barang yang sangat berat dengan unta sedangkan untanya
tidak diberi makan. Bahkan beliau sangat marah jika mereka melakukannya. Nabi
melarag menungganinya jika tidak ada
kebutuhan, karena bisa saja hewan itu lebih banyak berdzir dari pada orang yang
menungganginya. Dalam sabdanya:
اركبوها سالمة ودعوها سالمة ولا تتخذوها
كراسي لاحادثكم في الطريق والاسواق فرب مركوبه خير من الراكبها واكثر ذكرا لله
منه.
“Tunggangilah tungganganmu dengan selamat, dan
tinggalkanlah dia dengan selamat, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai
kursi untuk kalian mengobrol di jalan-jalan dan di pasar-pasar, karena
terkadang hewan tunggangan itu lebih banyak berdzikir kepada Allah dari pada orang
yang menungganginya”. (insan kamil 140)
Burung memikli hak untuk disembelih dan
dimakan, bukan untuk dibunuh dengan sia-sia, unta , sapi dan sebagainya adalah untuk ditunggangi bukan untuk
diangkutkan kepadanya barang yang sangat berat dengan tanpa diberi makan, dan hewan
itu tidak mampu.
Sungguh begitu indahnya Islam bukan? Dengan hewan saja tidak boleh
sewenang-wenang , apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara optimal dan menghayatinya, maka sungguh akan damai dan indah kehidupan ini.
Rahmat Kepada Siapa Saja
Lihat
saja beberapa sikap Nabi dalam menaggapi masalah, beliau selalu mencontohkan
yang baik dan berlemah lembut, seperti pada suatu hari ada seorang badui yang
ketika nabi menyampaikan ceramah di masjid, tiba-tiba si badui tersebut kencing di pojok masjid, sebagian sahabat ingin
membunuhya, tetapi nabi faham dengan keadaan badui itu yang masih belum
memahami agama. Beliau melarang sahabatnya memarahinya, beaiu menyuruhnya untuk
membiatlannya, dan kemudian si badui itu diberi tahu oleh nabi dengan lemah
lembut, dia deradoa “Allahummarham Muhammad, wala tarham ashabah”. Doa
ini dia katakana karena dia masih belum memahami Islam dan merasa jengkel
dengan sikap sahabat Nabi kepadanya, akhirnya dia masuk Islam dan beriman
kepada Rosulullah Saw.
Rosulullah Saw. juga memerintahkan
kepada umatnya untuk berlemah lembut kepada manusia, meskipun dalam rangka
mengingkari maksiat, beliau mendahulukan sikap lemah lembut daripada sikap
kasar dan keras, karena dengan lemah
lembut hati manusia lebih mudah menerima teguran. Dalam sebuah hadisnya beliau bersabda :
إن الرفق لايكون في شيئ إلا زانه, ولا ينزع
من شيئ الا شانه
“Tidaklah
kelembutan itu tidak ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasinya. Dan tidaklah
kelembutan itu hilang kecuali akan memeperburuknya.”(HR Muslim no. 2594)
Dan
tak jarang pula beliau menanggapi sifat buruk menusia kepada beliau dengan
membalas dengan kebaikan. Dakwah beliau masyarakat Toif, mereka tidak
mengindahkan dakwah beliau, mereka melempari Nabi dengan batu hingga retak gigi
beliau, tetapi, beliau malah mendoakan hidayah kepada mereka.
Dalam bab-bab lain penulis sudah banyak menerangkan
kasih sayang Nabi dan cara belaiu
bergaul, maka tinggal kita meniru bagaimana sifat beliau yang indah itu. Demikian juga cara beliau bergaul
dengan orang selain agama, bagaimana beliau dengan mereka, yang kafir dzimmi
maupun yang kafir harby.
Rahmat
Islam yang lain ada di dalam ajarannya. Syariatnya menjaga jiwa, keturunan,
agama, harta dan akal manusia dari kehancuran. Ritual peribadatannya menyentuh
aspek jiwa dan raga, aspek social dan individual, aspek spiritual dan material.
Prinsip hidupnya seimbang dan tidak materialistis dan tidak spiritualistis,
tidak melulu dunia dan tidak juga akhirat.
Konsep
tuhannya “transenden” artinya jauh dan tak terjangkau. Tidak serupa apapun, karena
itu tuhan mereka tidak bisa diberhalakan. Tapi juga “immanen”, lebih dekat dari urat
nadi kita. Tuhannya Maha Alim, maka oleh sebab itu wahyu yang diturunkan selalu
memerintahkan manusia untuk berfikir jernih dan mencari imu. Inilah mengapa Islam
menjadi rahmat dengan ilmu, dengannya khazanah keilmuan dihidupkan. (Zarkasyi)
Rahmat Islam Sepeninggal Rosulullah Saw.
Prestasi Rosulullah dalam mengemban amanah
menyampaikan dakwah Islam sebagai Rahmatan lil alamin menjadi corak dakwah para
pengukutnya. Dan kemudian diikuti oleh para sahabat, seperti Sy Umar Ra. yang
menaklukkan Yerussalem, beliau yang terkenal berwatak kasar dan keras tidak
seperti yang kita bayangkan. Di Yerussalem beliau membentuk
sebuah perjanjian yang dikenal dengan “Mitsakul Umariyyah” dalam salah satu isi
perjanjian itu adalah “…gereja tidak akan diubah menjadi pemukiman, tidak
akan dirusak,…salis-salib atau harta mereka tidak akan diganggu,…dan tidak
seorangpun diantara mereka akan dianiaya”. Islam tidak pernah konflik di
sana, justru konflik antara sekte di gereja Holy Sepulchre atau The Church of
the Resurrection didamaikan oleh Islam.
Abdul Aziz gubernur mesir member izin kepada
orang-orang krisen pegawai, untuk mendirikan gereja di Halwan. Di Andalus Islam,
Kristen dan Yahudi hidup damai bertahutahun.
Sikap
muslim dalam bergaul dengan non muslim mengukir dengan tinta emas dalam heti
mereka, sehingga banyak dari kalangan non muslim yang menuliskan masa-masa yang
sangat tolernsi yang dibentuk oleh Islam itu. Michel the Elder, Patrich dari
Jacobus mereka melukiskan kala itu “Tuhan telah membangkitkan putra Ismail dari
selatan (maksudnya adalah para Muslimin) untuk menyelamatkan kita dari Romawi”.
Di Jordan pasukan muslimin yang dipimpin oleh Abu Ubaidah, pemduduk Kristen
mengirim surat kepadanya, mereka menulis “ Kami lebih simpati kepada saudara
dari pada orang Romawi, meskipun mereka seagama dengan kami, pemerintah Islam
lebih adil daripada pemerintah Byzantium”.
Thomas Almond dalam bukunya “The Preaching of Islam”
menulis, ‘Kemenangan kaum muslimin berarti kebebasan beragama (bagi non
Muslim), sesuatu yang berabat-abat telah mereka dambakan”. Anehnya Bernad
Lewis menganggap tolerasni dalam Islam tidak ada asal uslunya.
Sorang penulis sastra Iberia di Universitas Yale,
Maria Rosa mencatat dalam karyanya yang berjudul “The Ornament of The World
(2003) secara terus terang , dia menuliskan “Toleransi merupakan aspek
melekat pada masyarakat Andalus dan nasib non muslim lebih baik dari pada
dibawah dibawah kekuasaan Kristen Eropa”. Tetapi berahirnya kekuasaan Islam
maka berhir pulalah toleransi itu.
Salah Kaprah
Lantas,
jika dikatakan bahwa datangnya Islam adalah Rahmatan lilalamin, apakah itu
artinya Islam membiarkan manusia bermaksiat dan bahkan membiarakan
mereka menyekutukan Allah dengan
beralasan rahmat?. Apakah makna rahmatan lilalamin Islam juga berkasih sayang
dan berlemah lembut dengan penyimpangan agama?
Perbedaan dalam beribadah hanya dianggap perbedaan yang harus dibenarkan?.
Sungguh banyak sekali orang-orang yang menjadikan ayat tersebut sebagai dalil
padahal ayat tersebut bukan demikian maksudnya. Menafsirkan ayat ini dengan
serampangan dengan bermodalkan bahasa dan logika yang dangkal, atau berusaha
memaksakan ayat ini agar sesuai dengan hawa nafsunya, akan menyebabkan manusia
“salah kaprah”. Sebagian mereka mengajak untuk berkasih sayang dengan orang non
muslim, dengan enggan menyebut mereka “kafir”, atau bahkan menyerukan bahwa
agama yang mereka yakini adalah keyakinan yang benar dan juga harus diakui kebenarannya,
membiarkan kemungkaran begitu saja terjadi dan rido dengan kemungkaran itu dengan beralasan Islam adalah rahmatan
lil alamin yang menganggap segala perbebedaan adalah benar. Enggan melakukan
amar m’ruf dan nahi mungkar karena takut di anggap tidak
bertoleransi dengan perbedaan.
Sebagian
mereka yang mengaku muslimin, membiarkan orang-orang meninggalkan sholat,
membiarkan pelacuran merajalela, menganggap biasa-biasa saja wanita-wanita yang
“KTP nya beragama Islam” mondar-mandir dengan menampakkan aurotnya kepada
orang-orang, enggan menasehati mereka karena takut hati mereka teringgung saat
di nasehati.
Dalam
menghadapi kemaksiatan dan kemungkaran dan bersikap kepada orang kafir bukan
berarti dengan kekerasan, marah-marah atau wajah yang memperlihatkan ketidak
senagan, tapi sebagaimana tadi, lebih diutamakan lemah lembut dalam berdakwah.
Mengajak manusia meninggalkan kemaksiatan dengan belas kasih dan akhlaq al
karimah, namun bukan berarti juga merasa senang melihat kemungkaran, tapi hati
merasa tidak senang dan tidak ridho, sedangkan menanggapinya dengan lemah
lembut.
Maka
itulah yang dinamakan dengan Islam
adalah rahmatan lil alamin, yaitu dengan memberi manusia petunjuk kepada jalan kebaikan, mengajak mereka untuk melakukan
apa-apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga
kelak mereka selamat dari siksa Allah dan menggapai indahnya kehidupan di
surga.
Dalam bahasa Al Quran dikatakan bahwa tidak akan ditemukan orang yang beriman dalam
hatinya rasa kasih sayang kepada orang-orang yang menentang Allah meskipun
mereka adalah ayah, keluarga ataupun saudara. Allah berfirman:
لآ تجد قوما يؤمنون بالله واليوم الاخر
يوادون من حاد الله ورسوله ولو كانو اباءهم او ابناءهم او إخوانهم أو عشيرتهم, ألئك كتب في قلوبهم الإيمان
و أيَدهم بروح منه, ويدخلهم جنت تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها , رضي الله
عنهم ورضوا عنه, ألئك حزب الله, الآ إن حزب الله هم المفلحون.
“Engaku
(Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menetang Allah dan
Rosul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau
keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditamankan
Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
dari Dia. Lalu dimasukkan Nya mereka ke dalam surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridho terhadap mereka dan
merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Merekalah golongan Allah.
Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.” (QS. al
Hasyr: 22)
Sebagaimana penejelasan para
ulama’ bahwa rahmat Islam kepada orang kafir adalah di akhirkannya bagi mereka
adzab, dan mereka tidak di azab dirubah menjadi hewan sebagaimana yang terjadi
pada umat-umat terdahulu. Maka sangat salah sekali jiga sebagian orang
menggunakan dalil Islam adalah rohmatan lil alamin untuk ridho dengan agama
selain Islam, bahkan mengenggapnya sebagai agama yang benar juga.
Sebagian kesalahpahaman mereka
juga, yakni mereka beranggapan bahwa
mendakwahkan agama akan menimbulkan
perpecahan, menyalahkan pendapat orang lain akan menimbulkan kebencian. Akankah
kita bertoleransi dengan golongan yang mengatakan sholat tidak wajib, atauhkah
golongan yang mengatakan semua agama benar, ataukaha yang mengatakan Nabi
Muhammad bukanlah Nabi terhir, setelah beliau wafat para sahabatnya semuanya
kafir?...sungguh jika seseorang sudah merasa ridho dengan hal itu, iman seorang
tersebut patut dipertanyakan.
Maka yang benar adalah, rahmatan
lil alamin maksudnya Islam datang dengan membawa syariat, dan manusia
diwajibkan beragama Islam karena Islamlah rahmatan bagi manusia yang
memebebaskan dari siksa api neraka. Yang menyebabkan perpecahan bukanlah menyalahkan
yang salah, dan selalu mengajak kepada kebaikan, bahkan orang-orang yang selalu
mengajak kebaikan dialah orang-orang yang beruntung.
والعصر. أن الإنسان لفي خسر. إلا اللذين
امنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر.
“Demi
masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati supaya mentaati
kebenaran dan menetapi kesabaran”.
Orang
yang mensyirikkan Allah, justru itulah penyebab timbunya perpecahan. Didalam firmannya:
ولا تكونوا من
المشركين من الذين فرقرا دينهم وكانوا شيعا. كل حزب بما لديهم فرحون.
“Janganlah
kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah, yaitu orang-orang yang
memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap golongan
merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”.(Qs, Ar Ruum 31-32) .
Jadi,
marilah kita bertoleransi dengan agama lain, tetapi bukan menganggap agama
mereka benar, tetaplah mengajak kebaikan dengan mengedepankan lemah lembut dan
kasih sayang kepada mereka. Islam adalah rahmatan bagi semua manusia, yang muslim atau
yang kafir. Rahmat Islam yang meyuniversal.