Abuya Maliki dan Sahabat Fudolah yang Ingin Membunuh Nabi Muhammad Saw

Mei 20, 2019



Abuya Maliki dan Sahabat Fudolah yang ingin membunuh Nabi Muhammad Saw


Ibn Hisyam meriwayatkan, ada seseorang bernama Fudolah bin Umair, berkeinginan membunuh Nabi Muhammad Saw. Kisah ini terjadi pada tahun Fathu Makkah pasca Rasulullah sudah memiliki banyak pengikut dari Madinah dan sekitarnya.

Suatu hari Rasulullah bersama para sahabatnya bertowaf di Ka'bah,  dan Ka'bah ketika itu sudah tidak dikelilingi oleh patung berhala.  Dari kejauhan, seorang pemuda bernama Fudolah dengan wajah kesalnya bergegas menuju gerombolan Umat Islam yang sedang melakukan tawaf. Fudolah telah mengaku memeluk Islam, namun sepertinya ia masih belum mencintai Islam sepenuh hati.

Di kala Nabi dan para sahabatnya dengan khusuknya bertowaf, mengelilingi Ka'bah dengan posisi tangan kiri di Ka'bah.
Fudolah melawan arus tawaf, di tangannya sudah ada alat tajam siap untuk menusuk Rasulullah dari depan. Ia menunggu di salah satu pojok Ka'bah sehingga saat Nabi sudah sampai di hadapan nya ia akan langsung menusuk Nabi.

Sebelum sampai ke pojok Ka'bah tempat Fudolah bersembunyi, Malaikat Jibril mengabarkan kepada Nabi Muhammad, bahwa ada seorang yang akan membunuhnya. Setelah Nabi sampai di hadapan Fudolah, beliau bertanya kepadanya:

"Fudolah,  apa yang kamu bisikan dalam hatimu?".

Fudolah menjawab :"Tidak ada, Saya hanya berzikir kepada Allah wahai Rasulullah... "

Mendengar itu Rasulullah tersenyum, kemudian meletakkan telapaknya yang lembut ke dada Fudolah, kemudian mengatakan,

" Beristigfarlah kepada Allah wahai Fudolah... ".

Sentuhan itu membuat hati Fudolah yang bergejolak ingin membunuh Rasulullah seketika menjadi tenang, api kemarahan dan kebencian akan Rasulullah seketika padam.

Dalam hatinya, Fudolah berkata: "Demi Allah,  sebelum beliau meletakkan tangannya di dadaku,  ia adalah orang yang paling saya benci di muka bumi ini..  Tapi setelah beliau mengangkat tangannya dari dadaku,  beliau adalah orang yang paling saya cintai di dunia ini...".

Dikutip dari Sirah Ibn Hisyam



Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki dan seorang Wahabi yang ingin membunuh beliau

Ada sebuah kisah tentang Abuya Maliki yang hampir mirip dengan kisah Kakek nya,  Baginda Nabi Muhammad Saw. Yang mana kisah ini diriwayatkan oleh murid Abuya dan saksi mata ketika itu.

Seorang pemuda asal Riyadh yang datang ke Makkah ke kediaman Abuya Maliki bermaksud untuk bertamu.  Namun kunjungan pemuda ini berbeda  dengan kunjungan orang-orang pada umumnya. Ia dan  kawan-kawannya yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan Sayyid Maliki karena dianggap da'i bid'ah atau syirik, berkumpul untuk melakukan sebuah strategi.

Kawan-kawannya memberikan imbalan kepada pemuda Riyadh tadi supaya bisa membunuh Sayyid Maliki. Tentunya imbalan itu sangat menggiurkan dan bernilai besar.

Pada waktu yang telah ditentukan, pemuda Wahabi ini telah sampai di Mekkah, di kediaman Sayyid Muhammad Al Maliki. Ia masuk bersama beberapa jamaah dan duduk bersama murid-murid Sayyid Maliki sambil menunggu kedatangan Sayyid Maliki. Majlis terbuka ini biasa Abuya lakukan dengan menyampaikan ilmu dan biasanya akan ada pembacaan maulid atau qasidah.


Dalam hati Wahabi ini, sejak dari Riyadh telah dipenuhi rasa benci dan keinginan yang menggebu untuk membunuh Muhammad Maliki.

Subhanahu Wata’ala..

Pemuda itu duduk dan mencoba mendengar untaian kata kata indah Abuya dalam majlis nya, Allah berfirman dan Nabi Muhammad bersabda yang keluar dari mulut Abuya. Pemuda itu seketika takjub, seketika ia menundukkan kepala, dan api kebenciannya mulai padam.

Setelah selesai menyampaikan ilmu, para tamu biasanya beesalaman kepada Abuya. Lelaki Wahabi itu juga ikut mengantri. Kemudian ia memeluk Abuya Sayyid Maliki dengan sangat erat. Sambil menangis.. Dan berkata dalam hatinya:

"Bagaimana mungkin sosok Sayyid Maliki yang lembut, dihiasi dengan ilmu dipenuhi dengan hikmah dan ketaqwaan serta kesolihan ini dibenci orang Wahabi.. ".

Pemuda Wahabi yang awalnya sangat membenci Sayyid Maliki seketika berubah menjadi sangat mencintai beliau.

Wallahua’lam
Dikutip dari Mustafa Husain al-Jufri" al Injaz fi karamati Fakhril Hijaz".

Oleh:Ali Afifi Al-Azhari

Cairo, 20 Mei 2019
15 Ramadhan 1440 H.

You Might Also Like

1 komentar

aLi_afifi_alazhari