Tanpa memberitahu nama, siswi itu adalah seorang yang solihah, cerdas, dan berparas indah. Berkali-kali ia menolak lamaran seseorang, meski yang melamar bukan orang sembarangan. Tapi sikap itu meresahkan keluarganya.
Kalau saya tidak salah dengar, pelajar itu masih kerabat atau tetangga Syekh Toha Rayyan. Dalam perkumpulan keluarga, untuk membahas permasalahan ini, Syekh Toha ikut duduk dan diminta pendapat. Syekh langsung bertanya kepada si gadis tadi:
"Anakku, kenapa engkau tak mau menikah?"
Gadis itu menjawab: "Saya takut tidak bisa memberi hak suami sebagaimana semestinya. Kalaupun sikap saya tidak disetujui keluarga, saya siap menikah tapi dengan syarat"
"Apa itu, Nak? "
"Orang itu harus siap menikah lagi (poligami) ataupun dia sudah menikah dan menjadikan saya yang kedua"
"Kenapa?" tanya Syekh terkejut
"Saya memilki perpustakaan besar, di dalamnya terdapat ribuan manuskrip yang belum ditahqiq. Saya berniat mentahqiqnya dan mempelajarinya. Jika saya menikah, saya tidak akan ada waktu untuk melayani suami."
ia menjawabnya sambil menetes air mata.
Syekh dan semua keluarganya terdiam, suasananya sunyi.
***
Kami yang duduk hadir di majlis itu, tertawa pahit. Terkejut masih ada perempuan seperti itu di dunia ini. Dalam hati saya, orang itu masih ada kah..?