Kemesraan Abuya Al-Maliki dan Al-Azhar (Bag 2)

Mei 21, 2019

Oleh: Ali Afifi Al-Azhari 

Ibarat pencari harta yang tak pernah puas, demikian pendahaga ilmu tak pernah puas dengan ilmunya. Sebagaimana Abuya selalu bernasihat kepada semua murid-muridnya untuk selalu menjadi santri, pelajar,  (Mazilta tholiban).  Ilmu sang ayah; Sayyid Alawi telah dilahap oleh Abuya, layaknya Imam Malik memerintahkan as-Syafi’i berhijrah untuk berguru ke tempat lain setelah ilmunya dilahap Syafi’i, Sayyid Alawi memerintahkan Abuya untuk berhijrah ke negeri para nabi; Mesir. Tempat mecusuar Ahlussunnah tertua itu bersemayam,  yaitu Al-Azhar as-Syarif. 
Salah satu guru Abuya di Mesir, Syekh Abdul Halim Mahmud; Grand Syaikh Azhar as-Syarif pernah berkata : “Jika kau bermaksud untuk  shalat, maka kakbah adalah kiblatnya. Dan jika kau bermaksud ilmu syariat, maka Al-Azhar adalah Kakbah nya”. 
Abuya mendapat gelar akademik di Al Azhar hingga Doktoral (Ph.D), tepatnya di Fakultas Ushuluddin pada usia beliau yang sangat muda, 27 tahun, dengan pradikat terbaik. Dari dulu, Al Azhar menggunakan dua model pengajaran, Jami’ (masjid) dan Jami’ah (Universitas). Tidak cukup menempuh pendidikan formal di universitas, Abuya juga ikut hadir dalam majlis-majlis dan mendatangi memberapa masyayikh di luar kampus. Misalnya Sykeh al Hafisz Muhammad at-Tijani, seorang ulama yang dikenal ahli hadis di zamannya. Kediaman beliau tidak jauh dari Al Azhar, masih berada dalam satu jalur, dikenal dengan JL. Muiz li Dinillah. 
Tanah yang subur akan menghasilakan tanaman yang sehat, keluraga Ulama akan melahirkan seorang ulama. Bapak Sosiologi Islam; Ibn Khaldun mengatakan “al Insan ibnu biatihi” (manusia adalah anak angkat lingkungan tempat dia hidup). Itulah yang ada pada diri Abuya, ambisi ilmiah Abuya sudah terbangun semenjak beliau dalam lingkungan yang ilmiah, lingkungan para ulama yang rabbani. Prof. Dr. Muhammad al-Tayyib al-Najjar, mantan rektor Universitas Al Azhar berkomentar: “ Tak ayal jika Sayyid Muhammad menjadi orang yang sangat luar biasa, Ayah beliau; Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki— rahimahullah—adalah termasuk orang yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu, dibesaarkan dalam atmosfer ulama yang rabbani, ulama yang mengamalkan ilmunya. Sayyid Muhammad besar Makkah al Mukarramah, bersampingan dengan Kakbah al Musyarrafah, di sanalah tempat berkumpulnya para ahli ilmu, tempat dilantunkannya ayat-ayat al Quran, dibacakannya riwayat-riwayat hadis nabi Muhammad saw, tempat diajarkannya disiplin ilmu keislaman secara fokus dan mendalam.”


You Might Also Like

0 komentar

aLi_afifi_alazhari