Pluralisme Agama

Juni 19, 2017


Pluralisme Agama

Oleh: Ali Afifi ( Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo)

Dalam kamus besar bahsasa Indonesia plural artinya jamak, plural adalah kata yang digunakan untk menunjukkan jumlah yang lebih dari satu. Secara etimologi pluralisme agama bersal berasala dari dua kata; “plural” dan “agama”. Jika kita terjemahkan kedalam bahsa Arab maka bunyinya “al taaddudiyah al Diniyah” dan dalam bahasa inggris menjadi “preligious pluraism”. Kata pluralism dan istilah itu tidak ada dalam islam, maka istilah ini diimpor dari inggris, definisi akurat dari bahasa inggris oleh John M. Echols dan Hassan Shadily plurality 1, orang banyak, 2 perbadaan antara jumlah suara terbesar dengan jumlah berikutnya, 3 jumlah terbanyak. Sedangakan dalam definisi akuratnya dari kamus bahasa Inggris juga, kata “pluralism” pertama, pengertian kegerejaan: sebutan untuk orang yag memegang lebih dari satu jabatan dalam strukrur kegerejaan, memegng dua atau lebih jabatan secara bersamaan, bersifat kegerejaan maupun nonkegerejaan. Kedua pengertian filosofis, berarti sistem pemikiran yang mengakui adaya landsan pemikiran yang mendasar yang lebih dari satu. Ketiga, pengertian sosiopolitis: suatu sistem yang mengakui koeksistensi keragaman kelompok, baik yang bercora ras, suku, aliran, maupun partai dengan tetap menjunjung tinggi aspek perbedaan yang sangat karteristik diantara kelompok-kelompok tersebut, maka dari sini kita bisa mengetahui apa makna plural, yaitu mengakui keberagaman yang ada dengan tetap memelihara perbedaan tersebut.
Pluralime agama di Indonesia khususnya telah disalah gunakan dan disalah artikan. Mereka menggunakannya untuk mempluralkan agama dengan meyakini semua agama adalah benar. Semua agama menurut mereka memiliki tujuan yang satu, hanya saja cara beribadahnya dan adatnya saja yang berbeda.
Merekalah para lulusan universitas negeri dan lulusan universitas terkenal yang menjadi ladang penanaman keyakinan pluralisme agama, dengan bermodalkan ilmu agama yang pas pasan dan keyakinan terhadap islam yang setenngah-setengah termasuk sebab mudahnya teori ini mereka lahap dengan mudahnya. Dan para profesor-profesor mereka yang sok tau agama dengan title yang panjang dibelakang nama mereka dengan udahnya tanpa merasa memiliki dosa mengajarkan kepada mahasiswanya untuk meyakini keyakinan nyeleneh ini. Seorang dosen fakultas ushuluddin an Filsafat UIN Jakarta menuliskan “ Dalam diskursus pluralisme agama, penjelasan tentang transendensi ilahi ini dan bahwa seiap agama lahir adan terikat pada konterks tertentu menjadi argumen bahwa tidak ada agama yang lebih atau sempurna dari agama yang lain. Semua bentuk bentuk agama adalah sederajat, karena semuanya sedang  mewadahi ke-Maha benaran dan ke-Maha mutlakan tuhan,(hal 21).
Pluralisme yang digunakan para liberalis sebagai alasan kepada umat islam yang mengatas namakan agamanya paling benar, mereka melarang kita menyalahkan agama lain dan kita diharuskan nertal,dengan tidak mengatakan agama islam adalah agama yang paling benar. Jika umat ialam tetap demikian maka kita umat islam akan di beri lable “tidak tolersi” .Mereka tidak sadar ketika mereka mengatakan bahwa umat islam yang mengatasnamakan agamanya dala agama yang paling benar adalah salah, maka seketika itu dia bukanlah orang yang plural sejati, seharusnya dia mau bersikap primitif dan konsekuen pada pendapat sendiri. Mereka mengatakan toleransi dan semua adalah benar, maka mereka harus diam, mengapa? Jika mereka menyalahkan orang yang mengatakan terhadap agamanya itu adalah keyakinan yang benar, itu artinya mereka tidak toleran, mengapa mereka mengatakan kita salah, malau menurut mereka kita tidak boleh berkeyakinan dan mengatakan keyakinan kita yang paling benar?.
Sebelum islam masuk ke Indonesia, terdapat agama yang bernama Bhairwatantara, di dalm agama ini terdapat ritual meminum darah manusia dan memakan dagingnya (Paul Michel Munoz), lalu apakan agama ini bisa disamakan dengan agama islam yang sama sekali tidak ada ritual yang aneh aneh dan menjjikkan itu?. ada juga agama yang menyembah syiton bukankah syaiton adalah musuh manusia?, beanrkah semua agama benar, dengan mereka beralaskan kebenaran yang mutlak hanyalah dari Allah, mereka tidak sadar bukakah Allah telah menjadikan islam sebagai agama penghapus dari semua agama yang harus diyakini kebenarannya?, dan Allah telah banyak mencontohkan dalam al Quran orang-orang yang tidak mempercayai dakwah islam dengan azab yang pedih nanti di neraka?.
Dan diantara pedapat mereka mengatakan nama dari suatu agama tidak penting, dalam kehidupan jika seseorang melakukan kebaikan tidak akan ditanya apa agamanya, dan semuanya akan masuk surga asalkan melakukan kebaikan dengan tanpa ada kaitannya dengan agama. Dari sini saja pendapat nyeleneh  mereka sudan membuat orang-orang kita tertawa, mereka mengatakan nama suatu agama tidak penting asalkan berbuat baik itu lucu, bukankan yang memberi petunjuk kepada manusia bahwa suatu perbuatan itu adalah baik adalah berasal dari ajaran agama?. Manusia memiliki hawa nafsu dan akal, terkadang hawa nafsu lebih kuat daripada akal, maka tidak mungkin tanpa agama manusia akan mengetahui bahwa suatu perbuatan dikatakan sebagai kebaikan. Dan jika dikatakan demikian,  maka jika mereka para pluralime dan liberal meninggal maka bagaimana kita akan menguburkannya?, jika agama mereka tidak jelas, apakah dengan dimandikan dan di solati seperti islam? Atau apakah dengan di bakar, atau dengan cara dikuburkan berdiri atau yang lainnya?, tentu saja akan membuat kesulitan.
Mereka juga mengatakan bahwa nama suatu agama tidak penting, dan jika berbuat baik tidak akan ditanya agamanya, dan kebaikan akan masuk surga dengan tanpa memenadang agama dan surga itu luas. Adakah kalimat yang mengatakan demikian dalam al Quran?, apakah mereka yang memilki surga? Bukankah neraka juga luas? Hingga mengatakan tanpa agama manusia bisa masuk surga asal berbuat baik?. Adapun kita, kita berani mengatakan siapa yang masuk islam maka dia isnyaalah masuk surga dan siapa yang kafir tempatnya adalah di dalam neraka, meski kita tidak memaksa Allah untuk memasukkan islam ke dalam surga dan kafir ke dalam neraka karena semuanya adalah kehendak Allah, Dilah yang memiliki surga dan neraka. Tapi bukankan Allah telah menjelaskannya secara jelas dalam al Quran bahwa barang siapa yang menjadikan agama selain islam maka segala amal bainya tidak akan diterima (al baqoroh 85) , demikianlah banya sekali kerancuan dari perkataan mereka.
Islam sebagai agama yang benar telah mengajarkan toleransi dan pluralise beragama yang benar, sebagaimana telah banyak penulis katakan dalam bab lain bahwa toleransi yang benar kita kembalikan kepada mana asal plural dal kalimat bahasa ingris tadi , yaitu mngakui keberagaman yang ada dengan tanpa meyakini kebenarannya. Setiap kita harus memiliki keyakian yang kuat, agama mana yang kita pilih jika kita anggap benar maka yakinilah, boleh saja berkeyakinan agama kitalah yang paling benar. Dan mari kita hilangkan pemahan pluralisme agama yang salah itu, saya penulis memang tidak toleransi dengan pendapat yang satu ini, karena toleransi ala mereka bukanlah toleransi, tetapi sok toleransi dan gak toleransi sama sekali.
Jika firus plural ini tetap berkembang di Indonesia khususnya, maka akan membahayakan kepada konstistusi negara kita, bukan malah mendukung bhineka tunggal ika, tapi malah merusak bhineka tunggal ika, karena menurut mereka tidak ada perbadaan dan semuanya sama, semua agama sama, masjid dan greja dan bihara juga sama, maka akan amburadul ritualnya, yang sholat akan berebt tempat, akan berebut menjadi ketua dan doa menurut cara masing masing. Dan uang paling aneh adalah acara pengurburan mayat, semua agama akan berebut menguburkan si mayit denga cara masing masing.    

You Might Also Like

0 komentar

aLi_afifi_alazhari