Syariat Islam Bertentangan dengan NKRI Harga Mati?

Juni 19, 2017


Antara NKRI dan Syariat Islam
Oleh: Ali Afifi (Mahasiswa Universitas al-Azhar Kairo)
Akhir-akhir ini kita sering dibenturkan antara penerapan syariah, amar ma'ruf nahi mungkar dengan loyalitas kecintaan terhadap tanah air. Kita juga sering tertipu dengan jargon yang sering digaungkan kelompok liberal, "NKRI harga mati" yang timbul sebagai kelompok yang merasa paling mencintai ranah air.
"NKRI harga mati" adalah slogan yang sangat benar dan dibenarkan oleh Islam, bahkan Islam mewajibkan kepada segenap pengikutnya untuk mencintai tanah air. Karena umat manusia akan eksis dengan adanya negara, negara yang aman tentram juga sumber kebaikan untuk agama. Sekali lagi tidak ada yang salah dalam kalimat ini. Tapi kadangkala yel-yel semacam ini sering dipolitisasi untuk mendobrak sesama anak bangsa. Bilamana melihat anak bangsa menutup aurat dengan sempurna atau melakukan kewajiban agamanya kini langsung di cap radikal. Ironis sekali pemahaman para sekularis liberal ini.
Padahal, jika sejarah Indonesia kita telisik secara teliti, yang berani melawan penjajah hingga negeri ini merdeka adalah Umat islam, para santri, yang menjadi jenderalnya adalah para Kiyai, Habaib. Bilamana usaha menerapkan syariah dianggap tidakan makar, boleh jadi dia buta sejarah dan lemah pemahaman bacanya.
Karena kemerdekaan adalah buah dari perjuangan Umat Islam, maka merekalah yang paling berhak menyuarakan "NKRI harga mati". Karena agama merekalah yang menjadi motor penggerak semangat membela negara. Dan yang menjadi salah satu penyebab Nabi mengadakan piagam Madinah yakni perjanjian dengan yahudi, nasrani dan masyarakat Madinah secara universal, supaya Islam dengan bebas menerapkan syariat mereka secara konstitusional, tanpa dianggap radikal apalagi makar.
Maka dengan demikian, tidak ada yang perlu dibenturkan antara Cinta NKRI dengan menerapkan keyakinan, jika negara ini benar-benar menganut paham Demokrasi, mereka yang paham betul makna demokrasi akan sangat paham beda antara makar dengan melaksanakan keyakinan.
Cairo, 7 Mei 2017

You Might Also Like

0 komentar

aLi_afifi_alazhari