Jangan Dobrak Konsep Pancasila-ku

Juni 19, 2017


Pancasila dan sistem Khilafah ala HTI
Oleh; Ali Afifi (Mahasiswa Al-Azhar Kairo)

Konsep Khilafah Islamiyah yang diusung oleh HTI mungkin harus dan perlu kita luruskan. Karena jika input pemahamannya sudah salah, maka output yang diaplikasikan juga salah. Memang niat mereka baik namun cara yang digunakan sangat salah.
Pertama dalam memahami khilafah Islamiyah, jika yang mereka pahami Khilafah adalah, umat Islam seluruh dipimpin oleh satu khalifah maka ini adalah mimpi yang tidak mungkin, apalagi ingin ada kembali khilafah ala Khulafa Rasyidin. Kerena dunia sudah berbeda, dan sistem politik bukanlah sistem yang stagnan.
Dalam Islam tidak ada batasan tertentu mengeni sistem politik, yang ada hanya sempel dan asas yang fundamental, misalnya Islam menyuruh untuk adil, melarang korupsi, menjunjung persatuan bangsa dan cinta tanah air. Sistem khilafah ala Khulafa ar rasyidin hanya berhenti pada Sayyidina Ali, setelah itu adalah sistem kerajaan dan hirarki.
Aktivis HTI beranggapan, penerapan syariah dan islam secara kaffah akan diterapkan jika sistem khilafah ditegakkan. Sekali lagi ini asumsi yang salah alias kurang kedewasaan. Karena terlalu menggantungkan kepada politik.
Menjadi muslim yang kaffah tidak perlu sibuk-sibuk mendobrak sistem Pancasila yang sudah ada. Saya ingin bertanya, coba sebutkan sila ke berapa yang bertentangan dengan Islam di negeri kita?..
Semuanya sudah syariah, mulai dari pajak, jual beli, nikah,kecuali hukum pidana. Sekali lagi mengenai hukum pidana itu kita juga harus tahu kesiapan umat untuk menerimanya. Toh Sayyidina Umar pernah menunda penerapan syariah karena ketidakaiapan untuk melaksanakannya.
Menjadi Islami tidak harus tegaknya khalifah, apalagi gembar-gembor menyuarakan khalifah dengan menolak Pancasila yang sudah ada. Mulailah dari kelurga sendiri, ajari anak dan kelurga sekitar kehidupan secara Islami.
Di status sebelumnya saya sempat membahas mengeni penerapan syariah, tapi tidak boleh mendobrak yang sudah ada. Toh khilafah itu bukan saru satunya solusi. Presiden kita sudah bisa disebut khalifah, tinggal kita yang harus pandai-pandai mengklarifikasi dan memilih pemimpin.
Nabi SAW mengabarkan di akhir zaman akan ada khalifah (al mahdi) yang akan membawa dunia sesuai ajaran Nabi, tapi nabi tidak menyuruh kita mengangkat apalagi rame rame menyuarakan khilafah. Khilafah adalah kuasa Allah, Allah-lah yang akan mengangkatnya, bukan kita. Nabi mengajarkan, jika ada khalifah maka ikutilah, jika tidak jauh ikan semua kelompok dan perbanyak zikir.
Asas negara kita sudah mapan, jangan didobrak lagi dengan konsep yang belum mapan. Menerapkan syariah tidak perlu bermimpi terlau jauh, lakukan saja yang ada. Tekuni negara ini, angkatlah pemimpin yang layak, dan usahakan syariah itu secara konstitusional, bukan mengobrak abrik.
Semoga umat Islam tidak saling berpacu dan memukul satu sama lain, karena persatuan umat adalah kunci dari segalanya.
Cairo, 8 Mei 2017

You Might Also Like

0 komentar

aLi_afifi_alazhari