Para ulama dan tokoh memberikankalimat
selamat atas keberhasilan Abuya, serta memberikan wejangan bagi para hadirin.
Syekh Usamah Sayyid Al Azhari menyampaikan sambutan yang begitu hangat:
“ Alhamdlillah pada sore hari ini,
kita sedang kedatangan seorang ‘Alim dari negeri Hijaz, Sang mulia, putra
seorang mulia, cucu seorang mulia, cicit
seorang muia, seorang yang dibesarkan di pangkuan para ulama, yang bersambung
sanadnya, penyambung tali keturunan mulia Rasulullah SAW, Al ‘Allamah as Sayyid
Ahmad bin Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul ‘Aziz al Maliki al Hasani al
Makki. Putra dari guru kita semua, imam kita semua, as Sayyid Muhammad Alawi Al
Maliki, Sang Imam Ahlussunnah di zamannya, Sang Muhaddis paling ‘Alim di Hijaz,
somoga rahmat Allah selalu tercurahkan untuk beliau.” Kemudian Syekh Usamah melanjutkan, “Saya sering
kali bertemu dengan Sayyid Ahmad dalam banyak even, salahsatunya beberapa tahun
lalu di Malaysia. Saya melihat begitu besar penghormatan para Ulama, santri dan
masyarakat kepada Sayyid Ahmad. Saya sangat terpukau bergitu besarnya keluraga
Maliki ini di mata umat manusia terutama Tanah Melayu”. Dan Syekh Usamah
mengakhiri kalimatnya dengan, “Wahai Sayyid, sekali lagi kami ucapkan
selamat kepadamu, bumi Mesir dan Al Azhar ikut bahagia. Mesir akan selalu
menunggu kedatanganmu, dan InsyaAllah majlis seperti ini akan kita adakan lagi
di Masjid Al Azhar, kita bersama-sama menunjung tinggi menara keilmuan
Islam...”
Kemudian Sykeh Muhammad Mahmud Abu Hasyim
juga menyampaikan sambutan, beliau bercerita, “Menghadiri sidang doktoral
Sayyid Ahmad kemarin, saya jadi teringat dulu saat Ayah beliau; as Sayyid
Muhammad Al Maliki disidang. Saya pada saat itu masih kecil, dipangku oleh Ayah
saya. Biasanya, para Profesor yang menyidang akan memanggil penulis risalah
dengan “Ya Tolib, ya Ibnana”. Namun berbeda halnya pada Sayyid Muhammad, tidak ada yang memanggil Sayyid Muhammad
dengan panggilan tadi melainkan dengan panggilan “Ya Sayyid” (yang mulia). Hal serupa
juga sebagaimana kita lihat pada sayyid Ahmad kemarin. Meski kita lihat sidang
terihat sangat panas, bahkan pembanding “seakan kasar” dalam menyidang dan
memberi pertanyaan, saya tidak mendengar mereka memanggil Sayyid Ahmad dengan
panggilan Ya Tolib atau ya Walad, melainkan Ya Sayyid.” Serentak para
masyaikh mengatakan “Allah...”.
“Keesokan hari setelah sidang Sayyid
Muhammad, (Syekh
Muhammad Abu Hasyim melanjutkan) biasanya seorang murid memberikan hadiah
kepada sang pembimbing risalah, dan membuat sebuah acara perayaan. namun Syekh
Husaini (pembimbing Abuya Muhammad) mengatakan, “Aku yang akan
mengadakan perayaan dan memberi Sayyid Muhammad hadiah, sebagai bentuk
penghormatanku kepada beliau”. Pada hari itu juga, Sykeh Husaini mengundang
kami untuk merayakan kelulusan Sayyid Muhammad, setelah sampai di rumah beliau,
kami semua berdiri untuk menyambut kedatangan Sayyid Muammad, dan bersama kami
juga istri Syekh Husaini, yang mana beliau adalah putri dari Syekh Abdul Halim
Mahmud; Grand Syaikh Al Azhar. Saat bertemu dengan putri Syekh Abdul Halim,
Sayyid Muhammad berkata, ‘Sebenarnya aku tidak bersalaman dengan perempuan,
tapi dengan putri Syekh Abul Halim itu tidak berlaku’, dan beliau bersalaman
dengan putri Sykeh Abdul Halim”.
Acara berjalan dengan syahdu, sebelum
diakhiri dengan doa, Abuya sempat mengucapkan terimaskaih kembali kepada para
Ulama atas antisipasi mereka, dalam pamungkas sambutannya Abuya mengatakan, “Saya merasa bangga bisa bernisbah kepada
Al Azhar, saya sangat bahagia dengan “syahadah” dari Al Azhar ini. Dan majlis pun dikahiri dengan pemberian
cindera mata dari Menteri Wakaf Mesir
kepada Abuya.