Kemesraan Abuya Maliki dan Al-Azhar Kairo (Bag 4 Selesai)
April 21, 2022Wal hasil, hubungan erat antara Abuya
dan Al Azhar tidak lagi diragukan, sebagaimana Al Azhar dikenal sebagai mercusar
Ahlussunnah Wal Jamaah, Abuya Maliki juga dijuluki Imam Ahlussunnah wal Jamaah
abad 21. Hubungan erat ini tidak terhenti pada Abuya Muhammad, Abuya Ahmad Sang
Khalifah juga melakukan hal yang sama. Tingginya derajat Al Azhar di mata Abuya
Ahmad—tanpa mengurangi penghormatan kepada instansi Islam lainnya— sangat
terlihat jelas saat penulis mengunjungi Rushafah di Makkah. Dalam sebuah majlis
sirah Ibn Hisyam, di sela-sela penjelasan, Abuya Ahmad memberi wasiat kepada
para pelajar:
“Aku berwasiat kepada kalian
semua untuk mempelajari sejarah Rasululah SAW, karena di dalamnya banyak sekali
pelajaran yang dapat kita petik. Lihatlah Al Azhar yang ada di Mesir, hingga
saat ini tetap menjaga khazanah Ahlussunnah wal Jamaah yang otientik, karena Al Azhar tetap menjaga dan mempelajari
Sirah”.
Seusai majlis, penulis
bermaksud untuk bersalaman dengan Abuya dan mendengar wejangan darinya. Namun
sayang sekali Abuya Ahmad hari itu harus keluar untuk memenuhi undangan.
Sebelum keluar dari majlis, Abuya sempat mengangkat suara “Fien Azhari”
(dimana si pelajar Al Azhar), yang saat itu penulis hanya sendiri sebagai
santri Al Azhar. “hadzal Faqir, Abuya..”. sahut penulis. “Maafkan aku
ya, Nak. (kata Abuya sambil memandang saya), Hari ini aku harus
mengahadiri undangan, aku berharap kau datang ke sini lagi besok”. kemudian
Abuya meninggalkan majlis dan langsung menaiki mobil pribadinya bersama
beberapa masyayikh. Dalam hati kecil ini, penulis sempat berfikir, “siapakah
diri ini hingga Abuya mengatakan demikian ?”. Dan tenyata semua terungkap
setelah keesokan harinya, kami dan beberapa kawan kembali menghadiri majlis
maghrib Abuya. Pada sore itu tamu banyak sekali, mulai dari beberapa orang
besar dari Indonesia, kalangan Habaib dan kiyai dari Indonesia. Seusai majlis,
Abuya berdiri kemudian melihat kepada hadirin, “Ahlul Azhar ta’aal awwal..”
(Anak-anak Azhar, kesini dulu). Sambil kami masuk ke ruangan beliau, di kursi
hijau yang keramat itu, dengan tawadu’nya Abuya berkata kepada 7 atau 8 santri
Azhar “Aku masih kawan kalian, saya juga seorang santri di Al Azhar”.
Abuya menasihati kami untuk bersungguh-sungguh belajar di Al Azhar, kemudian
Abuya memberi kami ijazah sanad beliau
dari Abuya Muhammad al Maliki, kemudian sanad hadis aswadain, musalsal, wirid-wirid. Abuya berpesan bahwa sidang
doktoralnya akan dilaksanakan beberapa bulan kedepan, dengan ketawaduannya—sekali
lagi— Abuya meminta doa kepada kami, dan
majlis pun diakhiri dengan mengahadiahkan
kepada kami cindera mata berupa sorban dan kitab. Alhamdlillah..
Terakhir, untuk menyingkap
kemesraan antara Abuya dan Al Azhar kiranya tidak cukup hanya dalam bebrapa
lembar saja, tapi butuh ditulis menjadi
sebuah buku yang komplit. Semoga kita semua diberikan barokah ilmu dari Abuya
dan dari para ulama Al Azhar khusunya dan dari Ulama seluruh dunia secara umum.
Amin...
Selesai
Ali Afifi Al-Azhari
Kairo, 28 Juli 2018
0 komentar