Sejak abad ke 7 M hingga saat ini perbincangan tentang kehebatan Nabi Muhammad masih tak kunjung reda, siapapun dengan latar belakang agama manapun, pasti mengenal sosok “sang modernis ini”. Namanya masih disebut-sebiut oleh jutaan, milyaran bahkan triliun manusia di seluruh dunia. Seorang sosok yang diakui akan kehebatannya, bagi kaum kafir apalagi orang muslimya. Berbagai prestasi gemilang yang beliau ciptakan diakui dunia, sejarah beliau banyak ditulis dan dijadikan rujukan manusia sedunia.
Semenjak diutus ke muka bumi Nabi Muhammad sudah menunjukkan penolakannya terhadap kejahiliyahan kaumnya, menyembah tuhan yang mereka buat sendiri, patung yang tak bergerak dan tak memberi manfaat sedikitpun. Sehingga beliau memilih “Bertahannus” di gua Hira’ sebagai bentuk penolakan terhadap apa yang banyak dilakukan bangsa arab di zaman itu. hingga pada akhirnya beliau diutus dengan membawa kebahagiaan besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan di akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan.
Rosulullah saw diciptakan sebagai uswatun hasanah bagi umat seluruh dunia, beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulai rusak, dan membimbing mereka ke jalan yang benar, manusia yang mulai melupakan perannya sebagai kholifah di dunia.
Agama Islam yang beliau bawa adalah agama yang menjadi penghapus agama sebelumnya, lalu apakah para nabi sebelum Nabi Muhammad agamanya salah?. Jawabannya adalah “Tidak”. Islam bukanlah agama yang baru, Islam adalah agama yang dianut para nabi dan rosul sebelum Rosulullah Muhammad saw. Allah menerangkan di dalam al Quran bahwa nabi Ibrahim itu beragama islam yang “hanif” (lurus), dan Nabi Ibrahim bukan pula beragama Yahudi atau Nasrani dan bukan pula golongan orang yang Musyrik. Orang yang mengikuti Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad baru akan di sebut dengan orang yang beriman(Ali Imran:67-68). Dengan demikian agama Islam bukanlah agama yang baru, tetapi Islam adalah agama pembaharu.
Allah swt memodernkan manusia melalui seorang Nabi kepada manusia yang mulai menyimpang akhlak dan agamanya, agama Islam adalah penyempurna akhlaq serta mejadi landasan luasnya kehidupan manusia di muka bumi ini. Seorang nabi yang diutus kepada kamumnya yang telah jauh dari fitranya tersebut akan memoderenkan kaumnya, dengan ajaran dari Allah swt. Sebagai contoh riilnya, Nabi Ibrahim diutus kepda kaum penyembah berhala dengan membawa pemikiran yang modern, beliau menggunakan pendekatan akal manusia, beliau memutar balikkan logika para penyembah berhala dengan memotong berhala-berhala kecil dan meletakkan kapak di patung yang lebih besar. Dari pengingkaran kaum kafir tersebut bahwa tidak mungkin patung besar itu yang melakukannya karena patung itu tidak bisa berbuat apa, dari sinilah Nabi Ibrahim mengajak mereka untuk berfikir, “ jika memang demikian, lalu mengapa kalian menyembahnya?”.
Di masa jahiliyah, perempuan sangat tidak ada harganya, mereka adalah hina, siapa saja boleh menggaulinya dimana saja bertemu, perempuan dianggap tidak berharga dan hanya dijadikan objek menumpahkan nafsu lelaki, bisa dibilang mereka lebih hina dari pada hewan.dalam pernikahan wanita disamaratakan dengan budak, sekehendak suami akan dibagaimanakan istrinya. Dengan datangnya islam sebagai agama yang modern memerintahkan wanita untuk menutup aurotnya, islam menganggap mereka perhiasan yang tidak boleh dilihat orang, sehingga mencegah pandangan haus lelaki kepadanya. Demikian juga dalam rumah tangga, meskipun suami memiliki hak tolak (cerai) kepad sitrinya, Islam juga memberi hak cerai kepada suaminya yang disebut Khulu’. Dalam Islam juga istri wajib taat kepada suaminya melebihi orangtuanya, maka islam memerintahkan kepada seorang suami untuk menafkahinya lahir batin dan melindunginya. Kebiasaan bangsa Arab yang suka riba, minum khomer bermaksiat, merampas hak orang lain dan berjudul, Islam merubahnya dengan tegas namun dengan cara lembut
, terbukti setelah terjadinya Fathu Makkah “penaklukan kota Mekkah" yang terjadi tanpa pertumpahan darah.
Islam berkembang sangat pesat, sosok Rosulullah adalah sosok yang sangat berperan dalam islam khususnya dalam hal peradaban, beliau mampu membawa bangsa Arab jahiliyah yang terdapat adat-adat yang melanggar HAM masa kini seperti membunuh bayi perempuan, menganiaya budak dll menuju bangsa yang unggul dan maju, beliau membawa perekenomian Arab menjadi ekonomi yang cepat berkembang dan menjadi bangsa yang kaya. Dalam waktu yang ratif singkat, beliau dapat menggoncangkan dunia dengan Islam, bangsa Arab dengan islam menjadi bangsa yang tinggi , tidak takut mati, berani membela agama walau maut datang. Pendidikan, perekonomian, politik, sosial dan budaya berkembang pesat, sehingga tak sampai seratus tahun dari kewafatannya, beliau telah berhasil mencetak orang-orang yang sangat gentol, pandai dalam hal agama, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Hingga pada akhirnya kerajaan-kerjaan besar Eropa dan Asia, berada di bawah kekuasaan Islam seperti Persia dan Romawi. Islampun meluas hingga ke Eropa seperti spanyol dan di Afrika seperti Mesir, benteng terkuat sedunia Konstantinopel berhasil ditaklukkan oleh seorang kholifah muda bernama Muhammad al Fatih. Baital Maqdis yang berhasil direbut kembali oleh Solahuddin al Ayyuby setelah dikuasai oleh bangsa kristen. dalam hal pendidikan Rosulullah dapat mencetak sahabatnya yang alim dengan ilmu agama seperti Ibn Abbas, dan Ahlussuffah yang “menyantri” kepada beliau dan banyak meriwayatkan hadis-hadis dari beliau, seperti Abu Khurairah, Sayyidina Ali dan sahabat lainnya yang menjadi guru para Tabiin dan menjadi guru kepada semua manusia, hingga terlahirlah dalam Islam banyak sekali ilmuan-ilmuan yang profesional seperti Ibnu Sina si dokter dunia, Ibn Kholdun si ahli ilmu sosial, Phitagoras si Matematikawan , Ibn Rusd dan al Kindi si Filosof dan masih banyak lagi ilmuwan terutama yang sangat mendalami ilmu agama. Banyak dari kitab-kitab ilmuwan islam yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dijadikan sebagai buku rujukan suatu universitas di dunia.
Maka dari sinilah Michael H. Hart yang notabenenya dia bukanlah beragama Islam tanpa ragu-ragu meletakkan nama Muhammad pada tingkatan pertama dalam bukunya “The 100: A Rangking of The Most Influential Persons in History”. Michael H. Memiliki banyak alasan yang sangat logis mengenai hal itu, tanpa ada bau kefanatikan dia menulis nama Muhammad saw pada urutan pertama, meskipun dia banyak mendapat kritikan terutama kaum Kristen sebab dia meletakkan Nabi Isa pada urutan ke tiga setelah Isaac Newton. Demikian juga nama Budha dan pemuka agama-agama lainnya. Tapi tetap saja Michel tidak dapat berbohong dengan kenyataan, dia berani menuliskan nama Muhammad pada urutan pertama dari 100 orang-orang paling berpengaruh di dunia.
Kairo, 2016